Friday 25 May 2012

Penampakan Sosok Malaikat Penyelamat Demonstran Yang Tertembak Di Suriyah


Berita dari Kavkaz Center merilis laporan tentang sebuah rekaman video di Suriyah yang telah diposting di internet. Dalam video tersebut menunjukkan seorang laki-laki yang jatuh tersungkur karena ditembak dan tergeletak di jalan. Tidak jelas apakah pria itu masih hidup atau langsung meninggal karena tembakan tersebut. Orang-orang di sekitar berlindung di balik mobil dan bangunan.Mereka tidak dapat mendekatinya untuk menolong karena jalanan dihujani tembakan oleh para sniper dan pasukan kufar beragama syi'ah Nushairuyah, yakni para bala tentara Presiden Bashar Assad yang zalim terhadap rakyatnya yang mayoritas muslim.

Banyak orang yang ingin mengambil tubuh pria yang tergeletak tersebut untuk diselamatkan, tapi tidak bisa karena pasukan Bashar Assad terus mengeluarkan tembakan. Di tengah situasi genting tersebut, tiba-tiba tidak jauh dari pria yang tertembak itu muncul sesosok misterius, mengenakan jubah serba putih serta memakai imamah (sorban) berwarna putih juga. Tidak ada tanda-tanda kepanikan ataupun terburu-buru padanya. Dengan tenang tanpa memperdulikan situasi di sekitarnya, sosok berjubah tersebut mendekati pria yang tak berdaya itu. Tidak ada upaya padanya untuk berlindung dari tembakan saat mendekati pria yang tergelatak itu, padahal pria itu berada di tengah jalan yang terbuka dan berhadapan langsung dengan para tentara dan sniper. Tanpa merasa keberatan dia mengangkatnya dan dengan tenang pula dia membawanya dan menyerahkannya pada kerumunan orang-orang yang sudah menanti di sekitar tempat itu.

Banyak orang yakin bahwa sosok berjubah itu adalah malaikat yang hadir di tengah situasi genting saat itu. Kesimpulan itu didasarkan pada fakta-fakta yang mustahil terjadi pada manusia biasa. Misalnya saat sosok berjubah itu membawa pria tersebut, dia membawanya hanya dengan satu tangan tanpa merasa keberatan ataupun memiringkan tubuhnya untuk menyeimbangi beban yang diangkatnya. Padahal bila kita membawa benda berat seperti tas koper ataupun ember berisi air dengan salah satu tangan, maka tubuh akan miring sebagai reaksi untuk menyeimbangkan beban massa yang diangkat. Tapi itu tidak berlaku pada sosok berjubah tersebut. Dia membawa pria itu dengan berdiri tegak dan berjalan santai tanpa tertatih-tatih dan merasa berat. Padahal pria yang diangkatnya adalah pria dewasa dengan berat lebih kurang 70 sampai 80 kg.

Bila kita melihat pada videonya, tidak ada kemungkinan bahwa video ini adalah hasil edit yang sengaja dibuat. Fakta pertama, setelah diamati, dari resolusi gambar maupun karakter warna yang tersusun pada video tersebut, tidak ada unsur penambahan atau penimpa-an, sebagaimana yang bisa dilakukan orang terhadap video yang bersifat "hoax".
Kedua, ada unsur interaksi antara object dengan subject pada video tersebut dimana pada video "hoax" biasanya hanya terdapat satu unsur saja yakni object.

Satu hal lagi sebagai tambahan adalah, pakaian keseharian masyarakat Suriyah bukan lah jubah seperti di negara Arab kebanyakan. Dan mustahil di situasi aksi unjuk rasa tersebut ada orang yang sengaja menghadiri unjuk rasa dengan memakai jubah, apalagi memilih warna putih dan memakai imamah (sorban). Dan fakta terakhir yang mendasari kesimpulan bahwa sosok itu bukanlah manusia biasa tapi malaikat yang hadir berwujud manusia adalah sikap dan tingkah lakunya yang tidak mencerminkan orang yang sedang panik ataupun takut kena tembakan sniper. Padahal peristiwa penembakan tersebut baru saja terjadi beberapa menit dan semua orang dalam suasana panik. Namun sosok berjubah itu tidak demikian. Dia berjalan dengan tenang tanpa takut tertembak, tidak menoleh ke kiri dan ke kanan untuk melihat situasi apakah aman atau tidak.

Pembaca sekalian, mengapa kebanyakan muslim mengklaim bahwa sosok berjubah tersebut adalah malaikat? karena kehadiran malaikat memakai wujud fisik manusia bukanlah hal pertama kali terjadi. Saat perang Badar antara pasukan Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam yang berjumlah sekitar 300 orang dengan pasukan kufar Qurays yang berjumlah lebih dari 1000 orang, kehadiran malaikat yang berwujud manusia tertulis dalam riwayat. Secara logika, mustahil 300 orang bisa menang melawan 1000 lebih orang, lebih dari tiga kali lipatnya. Tapi bila Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalanginya. Saat perang Badar berlangsung, sepasukan malaikat berwujud manusia dengan menunggang kuda hadir di tengah berkecamuknya perang saat itu, sehingga pasukan kufar Qurays banyak yang mati dan akhirnya kalah. Dan kehadiran pasukan malaikat itu disaksikan oleh kedua belah pihak dan diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Shalallahu'alaihi wasallam.
Juga kehadiran malaikat berwujud manusia yang menemui Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam disaat beliau sedang duduk bersama para sahabatnya dan bertanya tentang apa itu Islam, Iman, Ikhsan dan kapan hari kiamat kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam, berikut riwayatnya:

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]


Arti hadits / ترجمة الحديث :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Hadits Riwayat Muslim)

Dan banyak kejadian lain yang mengkabarkan tentang kehadiran malaikat berwujud manusia, termasuk kejadian pada saat penembakan para pendemo di Suriyah ini.

Para pembaca IndexArticles sekalian, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bagaimanapun perbuatan unjuk rasa atau demonstrasi (sebagaimana yang terjadi di Suriyah ini) untuk menjatuhkan pemimpin yang sah itu tidak dibenarkan dalam Islam dan haram untuk dilakukan. Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wasallam dalam nasehat terakhirnya sebelum beliau Shalallahu'alaihi wasallam meninggal, menyuruh kita ummatnya untuk ta'at kepada pemimpin, walaupun seandainya yang memimpin tersebut seorang budak hitam sekalipun. Kita wajib ta'at kepadanya. Selama pemimpin tersebut tidak menyuruh kepada kemaksiatan dan kesyirikan kepada Allah, tidak hak kita untuk memberontak kepadanya. Malah Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam mengisyaratkan walaupun pemimpin kalian itu sampai memukul punggung-punggung kalian dan mengambil harta benda kalian... wajib tetap taat padanya dan bersabar atasnya.

Sebagaimana dikabarkan oleh salah seorang Sahabat Nabi Shalallahu'alaihi wasallam yakni ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ’anhu sebagai berikut:

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ: ((أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ))


"Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sholat bersama kami, kemudian beliau memberi kami sebuah peringatan dan nasehat yang membuat mata-mata kami berlinang dan hati-hati kami bergetar. Saat itu ada salah seorang bertanya: “Wahai Rosulullah! Seolah-olah ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka apakah yang engkau nasehatkan kepada kami?”. Beliau pun bersabda: “Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan taat (kepada penguasa kalian) walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak hitam dari Habsyi (Ethiopia). Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup dari kalian setelahku nanti, niscaya dia akan melihat perselisihan yang cukup banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafa` Ar-Rosyidin Al-Mahdiyyin (para khalifah yang terbimbing lagi mendapat petunjuk). Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah sunnahku itu dengan gigi-gigi geraham kalian. Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara baru dalam agama kalian. Karena sesungguhnya setiap perkara baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah sesat.”

Imam Al Barbahari rahimahullah berkata : “Jika engkau melihat seseorang mendoakan kejelekan kepada para sulthan (penguasa), maka ketahuilah sesungguhnya dia adalah ahlul hawa. Dan jika engkau melihat seseorang mendoakan kebaikan bagi para sulthan, maka ketahuilah sesungguhnya dia adalah Ahlus Sunnah, Insya Allah.”

Fudlail bin ‘Iyadl berkata : “Seandainya aku mempunyai doa yang pasti akan dikabulkan Allah, maka aku akan mendoakan kebaikan kepada para sulthan (penguasa).” Lalu ada seseorang yang bertanya : “Wahai Abu ‘Ali, terangkan kepada kami maksud ucapanmu tadi!” Beliau menjawab: “Jika aku tujukan doa kebaikan itu untuk diriku, maka itu hanya untukku. Namun bila aku berikan untuk sulthan, lalu ia pun menjadi baik, maka seluruh manusia di negeri ini akan menjadi baik karena kebaikannya.” (Abu Nu’aim 8/91 dan Ibnu Khallal 9. Lihat Syarhus Sunnah 116-117).

Kembali ke permasalahan di semula, rakyat Suriyah telah melanggar apa yang telah dinasehatkan Nabi mereka Muhammad Shalallahu'alaihi wasallam dalam bersikap dan bermuamalah kepada pemimpin atau penguasa mereka. Mereka memberontak kepada pemimpin mereka, bahkan ingin menggulingkannya. Ini bukanlah perbuatan yang disyari'atkan dalam Islam dan tidak ada satupun dalil yang membolehkannya. Akibatnya... kemudaratan yang lebih besar terjadi. Banyak nyawa yang melayang akibatnya. Banyak perempuan menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim olehnya, kehidupan menjadi sulit, makanan, air bersih, kesehatan dan ketenangan dalam beribadah. Semua terenggut olehnya. Walaupun presiden Bashar Assad sudah berbuat semena-mena terhadap rakyatnya namun bagaimanapun dia adalah seorang pemimpin yang sah yang wajib untuk diakui kepemimpinannya dan bersabar terhadapnya. Presiden Bashar Assad adalah pemimpin yang zalim, itu tidak dipungkiri lagi, namun ketaatan tetap berlaku atasnya karena Nabi kita Muhammad Shalallahu'alaihi wasallam telah menggariskannya untuk tetap taat kepada kepemimpinan seorang sulthon (penguasa). Dan kepemimpinan Bashar Assad akan diminta pertanggungjawabannya nanti di akhirat terhadap rakyat yang dizaliminya. "Sesungguhnya setiap pribadi kalian adalah pemimpin dan di akhirat nanti kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang kalian pimpin."

Namun demikian, sebagaimana kita ketahui bahwa Allah memberi hak istimewa kepada orang yang terzalimi. Allah mengabulkan do'a setiap orang yang dizalimi, apakah dia seorang muslim ataupun kafir, Allah tetap mengabulkannya karena tidak ada penghalang (hijab) antara Allah dengan seorang yang terzalimi, sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhu berikut ini:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذاً إِلَى الْيَمَنِ وَقَالَ لَهُ : “اِتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ
 فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَاب

Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu'alaih wasallam telah mengutus Mu’adz ke Yaman dan beliau Shalallahu'alaih wasallam berkata kepadanya : “Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi, karena doa tersebut tidak adah hijab (penghalang) diantara dia dengan Allah”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kembali ke kisah sosok berjubah tadi, mungkin kehadiran sosok berjubah tersebut adalah jawaban Allah terhadap do'a salah seorang yang terzalimi saat itu. Allahua'lam, kita tidak tahu siapa yang mengangkat kedua tangannya ke langit dan meminta kepada Allah saat itu, bisa pria yang sedang tergeletak meregang nyawa yang tertembak tadi atau orang lain lain yang ada di sekitar peristiwa itu terjadi. Yang jelas mari kita ambil pelajaran terhadap peristiwa ini.  Pertama, mari kita menta'ati Allah dengan cara menta'ati perintah Rasul-Nya Shalallahu'alaih wasallam. Allah melalui Nabi-Nya Shalallahu'alaih wasallam memerintah kita untuk tetap taat kepada pemimpin maka mari kita laksanakan perintah itu.
Kedua, jangan kita pernah menzalimi seseorang, apalagi sampai dia mengangkat kedua tangannya ke langit minta keadilan karena sesungguhnya tidak ada hijab (penghalang) antara Allah dengan orang yang terzalimi dan do'a orang yang terzalimi itu makbul di sisi Allah, apakah dia seorang muslim atau bukan (kafir).
Allahua'lam bisshowab.










No comments:

Post a Comment